Header Ads

PM Irak : Irak Tidak Akan Membalas Kebijakan Larangan Berpergian AS


SOHAFY, Irak – PM Irak, Haider Al-Abadi mengatakan, bahwa Irak tidak akan membalas Persiden AS, Donald Trump terhadap kebijakan larangan berpergian bagi Muslim ke Amerika, karena tidak ingin kehilangan dukungan Washington dalam pertempuran melawan ISIS.

Ketika ditanya pada saat konferensi pers mengenai tindakan parlemen Irak yang memutuskan berbalik setelah sebelumnya mendukung larangan tersebut, Abadi mengatakan,”Kami tidak akan melakukan hal semacam itu”.

“Kami sedang mempelajari (mungkin) keputusan, tetapi dalam pertempuran kami tidak menginginkan kerugian bagi kepentingan nasional,” tambahnya, dalam eraksi pertamanya terhadap larangan tersebut.
Sementara itu Trump pada hari Jum’at telah melarang masuk AS bagi orang-orang yang berasal dari tujuh Negeri yang mayoritasnya Muslim seperti, Irak, Iran, Suriah, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman.

Diketahui bahwa Amerika memberikan dukungan lewat jalur udara dan darat untuk tentara Irak dalam memerangi ISIS, yang mulai masuk Irak pada tahun 2014 lalu. Lebih dari 5000 tentara AS saat ini ditempatkan di Irak.

Kebijakan Trump tersebut mengakibatkan penahanan pengungsi yang masuk ke bandara AS, memicu protes, penentangan hukum dan menuai kecaman luas dari para pemimpin, kelompok Hak Asasi Internasional dan aktivis lainnya.

Hal ini juga menyebabkan reaksi yang berkembangdi Irak yang bisa merusak hubungan antara Baghdad dan AS di tengah pertempuran di Mosul.

Dalam pemungutan suara, anggota parlemen Irak pada hari Senin menyerukan pemerintah Baghadad untuk “merespon dalam keputusan Amerika dalam hal sisi Amerika yang tidak menarik keputusannya tersebut”, seperti yang dikatakan seorang pejabat parlemen kepada kantor berita AFP.

Namun, maksud pernyataan pihak parlemen dalam statemennya pada hari Senin masih belum jelas, apakah dimaksudkan untuk para penasihat militer AS, pemegang visa bagi pemerintah dan bisnis diplomatik dibebaskan dari larangan AS.

Pentagon mengatakan penasihatnya yang sedang ditempatkan bersama dengan komandan lapangan Irak dalam misi merebut kembali kota terbesar kedua di Irak, Mosul dari tangan ISIS.

Oleh : Azzam Barbarossa


No comments

Powered by Blogger.