Header Ads

Negeri 1001 Bencana

“Negeri 1001 bencana”, mungkin gelar ini cocok disematkan kepada negeri kita, Indonesia. Pasalnya Indonesia sering dilanda bencana yang silih berganti. Banjir yang setiap tahun melanda ibukota, gempa bumi, tanah longsor, bahkan lumpur pun bisa memanas dan menenggelamkan beberapa kecamatan, hebatya Indonesia.

Kali ini Indonesia mengalami bencana yang cukup panas dibicarakan khalayak, asap. Ya, di sumatera memang banyak lahan kosong yang membuat tangan-tangan tak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan. Menurut SBY, 70 persen asap yang dihasilkan dari sumatera karena dibakar.

“Saya pernah melakukan analisis dan saya meyakini bahwa 70 persen penyebab terjadinya asap di Riau dibakar. Jangan ada dusta di antara kita," kata SBY  dikutip dari pekanbaru.com

Asap adalah sebuah partikel kecil yang terbentuk dari pembakaran yang tidak sempurna, jika sebuah benda dibakar dan kadar oksigen di sekitar tempat pembakaran itu cukup, maka tidak akan menimbulkan asap, namun jika kadar oksigen tidak cukup maka akan menimbulkan asap.

Asap sangat berbahaya bagi mereka yang sehat apalagi yang sakit, dari iritasi mata, hidung, tenggorokan. Bahkan mereka yang memiliki penyakit kronik bisa diperparah melalui asap. Dan berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.

Provinsi Riau menjadi daerah yang paling parah terkena kabut asap di banding provinsi lainya di Sumatera dan Kalimantan, ironisnya kini sudah masuk tahun ke 18. Menurut okezone.com tercatat sudah lebih dari 15.000 warga terjangkit penyakit ISPA (Inveksi Saluran Pernafasan Akut). Lebih parah lagi, banyak yang kritis kemudian meninggal dunia. Dua hari yang lalu ankara.news melaporkan bahwa Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilisi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang menyelimuti sejumlah wilayah di Riau terus memburuk yang mengakibatkan jarak pandang berkisar 50 meter.

Asap yang semakin banyak menyebabkan Negara tetangga ikut “menikmati” asap dari sumatera, seperti Singapura dan Malaysia. Negara tetangga pun menyalurkan bantuan mereka ke Indonesia setelah sebelumnya sempat di tolak karena merasa bisa menangani sendiri. Tidak hanya singapura dan Malaysia yang menyalurkan bantuan, Russia dan jepang juga salurkan bantuan ke Indonesia.

“Rusia, Malaysia, Jepang, yang kita harapkan bisa mempercepat penanganan,” kata Jokowi dikutip dari Rappeler.

Melihat keadaan yang semakin memburuk, pemerintah mencoba tiga cara yang dianggap mampu menangulangi asap. Water bombing, pencarian pelaku kebakaran hutan, mengerahkan 1.059 TNI untuk memadamkan sejumlah titik api. Namun hingga kini kabut asap belum sepenuhnya hilang, pemerintah harus lebih keras menanggulangi asap agar tidak menimbulkan lebih banyak korban.

Masyarakat sendiri perlu sadar bahwa membakar hutan adalah tindakan criminal, seharusnya dengan musibah kabut asap ini mereka lebih paham dan menghargai lingkungan. Jangan menunggu musibah terjadi, tapi menanggulangi jauh lebih baik.

Penulis: Taufiq


No comments

Powered by Blogger.