Antara Indonesia dan Solusi Kabut Asap Lintas Negara
SOHAFY.GA, Bekasi – Kabut asap kembali bekap beberapa
wilayah Indonesia. Akibatnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat terganggu.
Sebut saja , sekolah-sekolah yang ada di
wilayah Simpang Bayat, Kecamatan Bayung
Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Semua sekolah yang ada di wilayah tersebut
terpaksa libur selama sepekan.
Sejauh ini pula dampak ekonomi di Provinsi Riau akibat kabut asap sudah
mencapai Rp20 triliun sejak bencana semisal terjadi pada tahun 2014 menurut
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, bukan hanya masyarakat Indonesia saja yang merasakan dampak
tersebut. Beberapa wilayah Negara tetangga juga terkena dampak kabut asap.
Seperti wilayah Singapura, Malaysia, dan sebagian wilayah Thailand.
Malaysia juga telah menutup semua sekolah yang ada di lima wilayah
menurut Kementerian Pendidikan Malaysia pada Selasa 15 September.
Sekolah-sekolah di wilayah Kuala Lumpur, Putrajaya, Negara Bagian Selangor,
Negara Bagian Melaka, dan Bagian Negeri Sembilan di tutup lantaran semakin
memeburuknya udara akibat kebakaran hutan Indonesia.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menegaskan agar pemerintah
Indonesia menindak pelaku bencana kabut asap karena “Hanya
Indonesia yang bisa mengumpulkan bukti dan menuntut perusahaan yang terlibat.”
Sementara itu masyarakat di wilayah Singapura
dan Thailand bagian selatan menuntut
agar pemerintah Indonesia bertanggungjawab atas bencana asap tersebut. Hal ini
di lakukan sekitar 50 warga Thailand. Dengan menggelar demo di depan kantor
Konsulat Indonesia di Songkhla pada Selasa 6 Oktober 2015.
Siti Nurbaya sendiri, menemukan fakta baru
tentang kebakaran hutan dan lahan yang ada di Riau pada hari Minggu 19
September. Dia mengatakan bahwa, sebelumnya ia menerima data tentang 8.000
hektare lahan yang terbakar.
Namun setelah mengecek di lapangan, ternyata
bukan hanya 8.000 hektare lahan yang terbakar. Melainkan kebakaran yang ada di
Sumatera saat itu sampai pada 58 hektare lahan. Dan nantinya data ini akan
menjadi bukti dalam penentuan luas lahan dan tanah yang terbakar di meja
penegakan hokum.
Pemerintah Indonesia sendiri sejauh ini sedang
mengupayakan solusi, untuk mengatasi kabut asap yang kian meluas. Dengan
pengambilalihan lahan oleh pihak pemerintah Indonesia.
Untuk kasus kebakaran hutan, BNPB sudah
menggelontorkan anggaran Rp385 miliar. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga telah
menyetujui di tambahnya anggaran Rp650 miliar untuk Kementerian Hukum dan
Kehutanan.
Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Bambang Hendroyono mengatakan bahwa, semua lahan yang terbakar akan
diambil alih oleh pemerintah walaupun sebagian lahan belum masuk dalam bagian
konsesi perizinan.
Dalam fase pemulihan nantinya, pemerintah
Indonesia akan melibatkan masyarakat dan perangkat desa setempat. Untuk
menanami kembali lahan-lahan kering akibat kebakaran hutan. Dan selain itu juga
untuk meningkatkan peran pemerintah daerah setempat, dalam menciptakan dan mengawasi
hutan setempat.
Presiden Joko Widodo juga telah meminta bantuan
Singapura, Rusia, Malaysia, dan Jepang dalam memadamkan kebakaran di hutan dan
lahan yang selama ini mengakibatkan kabut asap. Menurutnya juga, ada 3 pesawat dari Singapura dan Rusia dengan
kapasitas 12 hingga 15 ton yang akan membantu memedamkan api di Indonesia.
Penulis: Andrean
Post a Comment