Header Ads

H.J.F.Sneevliet (1883-1942), Pelopor Komunis di Indonesia


Kalau berbicara tentang bagaimana adanya komunis di indonesia nama sneevliet akan disebut paling awal. Besarnya PKI di Indonesia merupakan hasil pembibitan yang dilakukanya semasa pemerintahan Hindia Belanda. Dikacamata PKI Sneevliet adalah Bapak Ideology Komunis di Indonesia. Karena ialah yang menanamkan benih benih komunis yang kelak tubuh besar menjadi beberapa sosok seperti Semaun, Darsono, Musso, D.N Aidit, TanMalaka dll. Maka akan timbul pertanyaan,“siapa sosok Sneevliet ?. Kenapa keberadaanya begitu berpengaruh di Nusantara ini?.  Siapa sebenarnya Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet, atau sering dipanggil Henk itu…..?

Hendricus Josephus Franciscus Marie(H.J.F) Sneevliet, atau sering dipanggil Henk alias maring, alias Trailblazer, aliass Jack Horner, alias Mander, alias Philipp, alias Sentot, alias H. Simons. Dia  lahir di Rosterdam, dan dibesarkan di ‘s-Hertogenbosch belanda 18 mei 1883. Sneevliet merupakan putra dari Anthonie Sneevliet, seorang tukang pembuat cerutu dan Johanna Woutera van Mackelenberg. Riwayat kehidupanya tidak begitu manis. Lika liku kehidupan membawanya kepada perpolitikan dan hubungan rumah tangga yang buruk. 

Snevliet berhasil menamatakan pendidikannya pada tahun 1900 pada usia 17 tahun. Karirnya mulai dilakoni di Partai Buruh Sosial Demokrat – SDAP) serta serikat buruh kereta api. Disanalah dia mulai terlibat dalam organisasi SDAP (Sociaal Democratische Arbeiderspartij) yang beraliran Marxis di Nederland. Pada th 1904 dia diangkat sebagai pegawai stasiun di Zwolle. Th 1907, melalui pencalonan SDAP, dirinya diterima sebagai anggota dewan kota Zwolle dan dua bulan kemudian diangkat sebagai pimpinan ranting SDAP setempat. Setelah itu dia diangkat sebagai pimpinan serikat buruh kereta api dan trem (National Union of Rail and Tramway Personnel) pada tahun 1911.

Ketika terjadi pemogokan pelaut internasional pada 1911, beberapa dari serikat buruh Belanda yang lebih radikal ikut serta, namun kebanyakan dari gerakan itu, maupun mayoritas dari SDAP sendiri, menentangnya. Bagi Sneevliet, hal ini mengakibatkan ia terasing dari keduanya dan memperkuat keputusannya untuk meninggalkan Belanda dan pergi ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Pindah ke Hindia Belanda (Nusantara)

Sneevliet tinggal di Hindia Belanda sejak 1913 hingga 1918 dan ia segera aktif dalam perjuangan melawan kekuasaan Belanda. Pada 1914, ia ikut mendirikan Perhimpunan Demokratis Sosial Hindia (ISDV) di Semarang yang anggotanya mencakup orang-orang Belanda dan Indonesia. Disinilah sneevliet bertemu dengan alimin,darsono,semaun, dan tan malaka. Mereka berhasil dipengaruhi sneevliet dan memperpecah serikat islam pimpinan cokroaminoto, yang merupakan saingan politik marxis ketika itu. Setelah Revolusi Rusia 1917, radikalisme Sneevliet mendapatkan cukup dukungan dari masyarakat Indonesia maupun dari tentara Belanda, dan khususnya para pelaut Belanda sehingga pemerintah Belanda menjadi gelisah. Kemenangan revolusi Rusia makin banyak jadi bahan perbincangan rakyat. Agar pengaruh ISDV tidak semakin mengeruhkan situasi, yang dikhawatirkan memberi kemungkinan terjadinya pemberontakan rakyat, maka pemerintah Hindia Belanda menyusun rencana untuk menangkap Sneevliet dan menyeseretnya ke pengadilan. Di  depan pengadilan yang terjadi pada bulan November 1917, ia membacakan pidato pembelaannya setebal  366 halaman. Pidato pembelaanya itulah yang merupakan sumber referensi mengenai ajaran-ajaran sosialisme secara ilmiah, yang dipakai oleh banyak pemimpin-pemimpin bangsa kita.  Sneeliet pun, pada bulan Desember 1918, akhirnya diusir dari Indonesia karena aktivitas politiknya.

ISDV pun mulai kehilangan kendali akibat para pimpinannya diusir dari Indonesia. Juga mulai dijauhi massa akibat prinsip-prinsip radikal mereka yang masih belum bisa dipahami massa. Semaun pun mengambil keputusan, mengganti ISDV menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920. Tujuh bulan kemudian, partai ini mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia. Semaun terpilih sebagai ketua. Saat itulah nama PKI mulai dikenal.

Penikahan dan Keluarganya

Pada tanggal 11 Januari 1906 ia menikah dengan Margaret Elizabeth Geertruida Maartje Visser. Mereka bercerai  pada tanggal 10 November 1908. Pada tanggal 20 Juli, 1909 ia menikah Engel Bertha Johanna Brouwer, dengannya Sneevliet memiliki dua anak laki-laki. Mereka pun bercerai  pada tanggal 26 September, 1924. Pada tanggal 21 Desember 1926 ia menikah Sima Lwowna Zolkowskaja, darinya ia memiliki seorang putri. Pernikahan ini hanya berlansung sebentar pada tanggal 26 Mei 1928 sneevliet resmi bercerai. Pada tanggal 26 Agustus, tahun 1931 ia menikah lagi dengan janda Wilhelmina Hendrika Draaijer, yang sudah memiliki seorang putri. Itulah pernikahan terakhirnya.

Akhir Perpolitikan

Langkah Sneeviet pun masih belum terhenti. Pada 1920 dia hadir pada Kongres Kedua Komintern di Moskow sebagai perwakilan dari ISDV. Dan dari 1921 hingga 1923 menjadi perwakilan dari Comintern di China. Sekembalinya ke Belanda, dia menjadi ketua Sekretariat Nasional Buruh. Pada tahun 1929, dia mendirikan Partai Sosialis Revolusioner dan terpilih sebagai ketuanya. Setelah penggabungan partainya berubah nama menjadi Revolutionary Socialist Workers' Party, dimana Sneevliet menjadi sekretaris pertama dan kemudian kemudian menjadi ketua hingga 1940. Pada 1933 ia dijatuhi hukuman lima bulan penjara karena solidaritasnya untuk para peserta pemberontakan Belanda dan Indonesia dari De Zeven Provinciën.  Dia juga sempat menjadi anggota Parlemen dari 1933 hingga 1937. Pada saat perang Dunia Kedua dia memimpin grup pertahanan bernama Marx-Lenin-Luxemburg-Front. Pada tahun 13 april 1942 pada usia yang ke 58 tahun dia dihukum mati oleh pemerintahan nazi jerman.

By: Muhammad Syafei Irman

No comments

Powered by Blogger.