Header Ads

Dibalik Kabut Asap Riau

"Atas minyak bawah minyak" itulah julukan Provinsi Riau. Artinya, di daratannya dipenuhi perkebunan sawit yang akan diolah menjadi minyak goreng. Sedangkan didalam tanahnya dipenuhi minyak bumi.

DI Provinsi Riau terdapat 410 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi. Namun, dari semua itu hanya 22 perusahaan saja yang memiliki sertifikat izin dari Indonesia Sustaineble Palm Oil (ISPO).

Perluasan lahan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit kerap kali menjadi alasan pembakaran hutan. Beberapa pemilik lahan dengan sengaja membakar hutan agar lahan tersebut dapat segera mungkin ditanami atau dijual. Hasil dan waktu jelas memang lebih menguntungkan. Ditambah lagi dengan harga jual lahan yang dibersihkan dengan cara dibakar lebih mahal. Perbandingannya $ 10-20 per hektar kalau dibakar sedangkan $200 per hektar kalau dibersihkan secara mekanis.  Dalam sebuah penelitian, lahan yang dibersihkan dengan cara ditebang dan tebas ditawarkan seharga 8,6 juta. Sedangkan lahan yang siap pakai atau dalam kondisi sudah di bakar akan lebih mahal seharga 11,2 juta. Lahan-lahan tersebut akan bertambah harganya setiap tahun.

Namun dampak pembakaran hutan sangat mengerikan. Selain dapat membunuh habis berbagai habis flora dan fauna di hutan, asap yang dihasilkan pun akan menyebabkan polusi udara. Peristiwa kabut asap di Riau, Jambi dan Kalimantan merupakan dampak dari pembakaran hutan. Beribu-ribu hektar lahan dibakar dengan tidak bertanggung jawab. Dampaknya, polusi udara makin menjadi-jadi. Sehingga, warga yang tidak bersalah pun menjadi korban. Warga menderita penyakit saluran pernapasan karena menghirup asap, hingga harus kehilangan nyawa.

Setiap tahun korban polusi udara akibat pembakaran hutan terus meningkat. Pada tahun 2013 korban akibat polusi asap berjumlah 19.862 orang. Di tahun 2014 korban meningkat hingga 100%,  Dinas Kesehatan mencatat korban mencapai 27.200 orang. Korban terus bertambah hingga saat ini berjumlah 43.386 orang..

Penyakit yang diderita korban pun bermacam macam. Mulai dari ISPA, penyakit kulit, pneomenia, asma, hingga sakit mata. Pada umumnya penyakit tersebut disebabkan karena sedikitnya oksigen yang dapat dihirup. Saat ini tercatat korban yang  menderita ISPA sebanyak, 37.396 orang, pneumonia, 656 orang, asma 1.702 orang, sakit mata, 2.207 orang, dan penyakit kulit, 2.911 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan setiap harinya.  


Berbagai kegiatan warga Riau terpaksa dihentikan. Mulai dari sekolah sampai penerbangan di Riau dihentikan. Bahkan sebagian warga ada yang berinisiatif untuk mengungsi ke daerah Padang dan Bukittinggi, Sumatra Barat.


Penulis: Syafei Irman

No comments

Powered by Blogger.