Header Ads

Kabut Asap yang Tak Kunjung Mereda

Lagi lagi kabut asap di Indonesia kembali eksis pada tahun 2015 ini, sebenarnya kabut asap di Indonesia bukanlah fenomena yang baru terjadi pada tahun 2015 ini. Yang sebelumnya memang pernah terjadi fenomena serupa padatahun 1997, karena peristiwa pada tahun itu, Indonesia dijuluki Negara ‘’eksportir’’ asap karena kabut asap tersebut telah mengusik Negara Negara tetangga.
Pada tahun 2015 ini, kabut asap  kembali menyerang beberapa daerah di pulau Sumatra , banyak sekali meme yang dibuat untuk menyindir pemerintah agar segera melakukan tindakan cepat tanggap dalam menangani kabut asap yang yang bahkan sudah mengganggu Negara tetangga.

Menurut BNPB (badan nasional penanggulangan bencana) kabut asab yang terjadisekarangadalah 90% karena kebakaran hutan dan lahan. Dari dulu hingga sekarang, kabut asap seperti ini penyebab utamanya karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab yang dengan   sengaja atau tidak sengaja membuka lahan atau pabrik dengan cara membakar hutan.

Tapi, kenapa fenomena kabut asap ini selalu terulang ? lebih tepatnya, kenapa pembakaran hutan dan lahan terus terjadi ? Bukankah sudah ada  undang-undang yang melarang akan hal itu? Atau memang peraturan tersebut tida kefektif untuk mencegah para oknum agar tidak membakar hutan untuk kepentingan mereka? Jika memang seperti itu, bagaimana cara menghentikan oknum-oknum tersebut ?.

Dalam masalah seperti ini, masyarakat pedesaan yang biasanya terpojokkan. Keterbatasan mereka dalam alat dan modal memaksa mereka untuk membuka lahan secara manual, yaitu denga cara membakar. Memang, mereka kekurangan alat, modal mereka pas-pasan tapi hamper tidak mungkin mereka yang melakukan hal naïf tersebut, perbuatan yang membawa dampak besar bagi masyarakat di Sumatra bahkan dampak tersebut sampai kenegri tetangga.

Lupakan soal mencari pelakunya, itu bisa dilakukan nanti-nanti saja, prioritas utama yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana cara kita untuk menghentikan kabut asap itu, dan bagaimana cara kita menyelamatkan masyarakat yang harus menanggung semua dampak buruk atas kelakuan beberapa oknum yang tidak mempunyai rasa tanggungjawab.

Dalam kasus seperti ini, hujana dalah cara paling efektif untuk menangani kabut asap ini, karena hujan dapat lebih cepat memadamkan kobaran api yang sedang melahap hutan di sumatra, yang mana api tersebut adalah sumber dan kunci dari menghentikan kabut asap tersebut tapi masalahnya sekarang bukan musim hujan, mustahil menunggu hujan turun untuk mengusir kabut asap tersebut.
Oleh karena itu, tim tanggap darurat badan nasional penanggulangan bencana di bantu  pemadam dari UPT-HB telah menemukan cara untuk menurunkan hujan buatan, hujan yang akan turun di daerah yang ditentukan saja, yaitu dengan cara menabur garam di awan. Teknologi ini disebut Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Secara umum, Tmc dalam pelaksanaanya bisa dibilang sangat teknis sekali. Dengan menyemai garam di awan kita bisa menurunkan hujan di suatu daerah yang kita inginkan. Dengan demikian kita bisa membuat hujan buatan untuk meredamkan api yang masih melahap hutan. Cara ini sangat bermanfaat dalam mengurangi hot spot, dapat juga menipiskan tebalnya asap dan menigkatkan jarak pandang bagi masyarakat sekitar.

Cara efektif ini ternyata sudah diterapkan di Palembang, salah satu kota yang tertutup kabut asap. Semoga dengan cara efektif  ini  kebakaran dan kabut asap yang sangat menggangu dan mengancam kesehatan masyarakat tersebut bisa cepat teratasi dan tidak terulang lagi ditahun kemudian dan seterusnya.

No comments

Powered by Blogger.