Header Ads

33 Pejuang IS-ISIS Tewas Oleh Serangan Udara Perancis dan Rusia

TIGA puluh tiga pejuang dari kelompok militan IS (Islamic State) telah dibunuh oleh serangan udara Perancis dan Rusia pada Raqqa, di utara Suriah, selama tiga hari terakhir, sebagaimana dilaporka regu pemantau pada Rabu (18/11).
Direktur Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa puluhan pejuang IS juga terluka dalam penggerebekan di gudang senjata, barak dan pos-pos pemeriksaan di Raqqa,  ibukota militan Suriah.

Prancis  meng-intensifkan serangan di Raqqa sebagai upaya pembalasan dari serangan pekan lalu di Paris, yang menewaskan 129 orang, dengan mengirim pesawat militer yang melakukan serangan pada hari Minggu, Senin dan Selasa.

Rusia juga menyerang Raqqa dengan menembakkan rudal laut pada Selasa (17/11), setelah Moskow menegaskan bahwa serangan bom dibawa turun jet penumpang Rusia atas Mesir bulan lalu, menewaskan semua 224 orang di dalamnya.

"Terbatasnya jumlah kematian dapat dijelaskan oleh fakta bahwa jihadis telah mengambil tindakan pencegahan," kata Abdel Rahman, yang bergantung pada jaringan aktivis, petugas medis dan sumber-sumber lain di dalam wilayah Suriah.

"Hanya ada penjaga di sekitar depot dan barak dan sebagian besar mereka yang tewas berada di pos-pos pemeriksaan," katanya.

Perancis melakukan serangan udara pertama pada Suriah pada bulan September 2015, meskipun perancis telah menjadi anggota dari koalisi internasional anti-IS semenjak Agustus 2014.

Biaya militer yang dikerahkan perancis untuk melakukan perlawanan terhadap IS sebenarnya tidak diketahui publik, namun Presiden April Francois Hollande mengatakan bahwa pengeluaran militer akan meningkat selama empat tahun ke depan hingga € 3,8 miliar ($ 4,2 miliar).

Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan bahwa Selasa pagi, 16 bom dijatuhkan pada target IS sebesar 10 Rafale dan Mirage jet tempur 2000.

Seorang aktivis media dari Raqqa mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa bahwa serangan udara Prancis telah ditargetkan ditinggalkan IS pangkalan di pinggiran kota di mana tidak ada warga sipil atau pejuang IS.

Abdel Rahman mengatakan bahwa banyak keluarga pejuang asing telah meninggalkan kota untuk Mosul di Irak, kubu lain IS, yang telah menguasai sebagian besar Suriah dan Irak.

Penulis : Jundii Al Kayyis
Sumber : World Bulletin

No comments

Powered by Blogger.