Rezim Suriah Gunakan Senjata Kimia Dalam Pertempuran Aleppo
SOHAFY, Suriah - Pasukan rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam
pertempurannya di wilayah bagian Aleppo yang dikuasai oposisi, selama
pertempuran dalam rangka perebutan kota akhir tahun lalu, seperti yang
dikatakan HAM dalam sebuah laporan yang diterbitkan Senin(13/2).
Temuan ini menambah bukti penggunakan senjata kimia oleh rezim
Suriah yang dilarang dalam perang sipil Suriah selama enam tahun, dan dapat
memperkuat panggilan terhadap pihak rezim oleh Inggris, Perancis dan AS untuk
dijatuhkan sangsi.
“Helikopter rezim diperkirakan telah menjatuhkan bom klorin
di daerah perumahan di Aleppo dalam setidaknya delapan kali antara 17 November
sampai 13 Desember 2016,” kata kelompok yang berbasis di New York tersebut.
Organisasi Anti Senjata Kimia yang bertugas untuk mengawasi
perjanjian global tentang pelarangan perang dengan racun, tidak langsung
memberikan komentar akan hal ini.
Suriah yang didukung Rusia dalam serangan Aleppo tersebut,
telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia dalam serangan-serangan
yang dilancarkannya. Mereka menyalahkan militant oposisi yang berusaha
menggulingkan pemerintah rezim Bashar Assad.
HAM juga menulis dalam laporannya, berdasarkan pada
wawancaranya dengan sanksi, analisis video dan foto serta postingan di medsos,
tidak ditemukan bukti keterlibatan Rusia dalam penggunakan senjata kimia, namun
mencatat peran kunci MOskow dalam membantu pemerintah untuk melakukan perebutan
Aleppo.
“Beberapa serangan yang dilancarkan, diantaranya terdapat
penggunaan beberapa senjata kimia, yang menewaskan sedikitnya Sembilan warga
sipil, termasuk empat anak, dan melukai sekitar 200 orang lainnya,”ujarnya.
Ole Solvang, Wakil Direktur untuk urusan darurat HAM,
mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa penggunaan senjata kimia dalam serangan
di gari depan pertempuran menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan bagian
integral dari serangan yang mereka lancarakan.
“Ini merupakan indikasi kuat bahwa serangan klorin tersebut
dipadukan dengan strategi militer seracara keseluruhan. Dan ini merupakan
indikasi kuat bahwa perwira senior militer, para komandan serangan di Aleppo,
tahu bahwa yang digunakan adalah klorin,”katanya.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh PBB-OPCW untuk
mengidentifikasikan organisasi dan personal individual yang bertanggung jawab
terhadap penggunaan senjata kimia dalam perang, menyimpulkan pada Oktober lalu
bahwa pasukan rezim Suriah telah menggunakan klorin sebagai senjata kimia yang
digunakan setidaknya tiga kali selama 2014-2015. Militan IS mengatakan, bahwa
rezim telah menggunakan gas Mustard Sulphur dalam salah satu serangan.
Dewan Keamanan PBB telah memperpanjang jangka penyelidikan
akan hal ini, yang dibentuk dengan nama Misi Investigasi Gabungan (JIM), hingga
November tahun ini. Hal ini akan dilaporkan pada Sabtu berikutnya.
Menaggapi temuan JIM tersebut, AS pada bulan lalu memuat blacklist
18 pejabat senior Suriah yang diduga memiliki hubungan kuat dengan program senjata
pemusnah masal negara tersebut.
Reuters melaporkan, pada Januari terdapat beberapa pejabat
terkemuka Suriah, termasuk Presiden Assad dan saudaranya, telah diidentifikasi
sebagai terdakwa dalam kasus penggunaan senjata kimia dalam perang sipil.
Klorin telah dilarang penggunaannya dalam Konvensi Senjata
Kimia. Jika terhirup, gas klorin akan berubah menjadi asam klorida di paru-paru
serta dapat menyebabkan kematian yang disebabkan paru-paru yang terbakar dan membuat bagian internal korban tenggelam
akibat cairan tubuh yang merembes masuk ke dalam paru-paru.
Oleh : Azzam Barbarossa
Post a Comment