Header Ads

Assad Kembali Rebut Wilayah di Suriah Dengan Roket dan Mortir


RATUSAN korban jatuh tewas dan terluka termasuk warga sipil dalam serangan Rezim Suriah di kota Ghouta timur Damaskus. Serangan tersebut dilakukan secara beruntun dengan menggunakan roket dan mortir yang dilakukan oleh pasukan rezim dan militan yang setia kepadanya.

Serangan pada Selasa, 10/11 tersebut juga merupakan upaya pasukan rezim beserta sekutunya Hizbullah, Iran, dan Rusia dalam merebut wilayah bandara Kwers di Aleppo dari organisasi "IS". Pertempuran itu berlangsung sengit serta hubungannya dengan jatuhnya ratusan orang tewas dan terluka akibat serangan rudal klaster yang diluncurkan oleh rezim di wilayah Timur Ghouta.

"Unsur-unsur dari pasukan rezim dan militan yang setia kepadanya mereka mampu membobol dinding bandara dan mampu mematahkan serangan perlawanan. Selama hampir dua tahun pasukan rezim mengepung wilayah bandara tersebut dan di wilayah pembinaan penerbangan berdekatan dengan bandara. Penyerangan dan kekuatan dalam menerobos maju ke bandara sudah dimulai prosesnya sejak sepertiga terakhir bulan September lalu, dengan dukungan pesawat tempur Suriah dan Rusia yang ditargetkan secara intensif," Menurut observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dilansir melalui situs al-Arabiya.co.uk.

Operasi selama beberapa minggu terakhir oleh rezim tersebut juga mengakibatkan ratusan korban jiwa tewas dan terluka dari kedua sisi. Sementara pertempuran sengit dan perebutan wilayah juga terjadi dengan perlawanan faksi jihad Suriah lainnya termasuk Jabhah Nusrah di sekitar desa Kohl.

Media aktivis Yasser voile juga mengatakan, sejumlah sekitar seratus warga sipil tewas dan termasuk puluhan korban harus diamputasi serta jumlahnya kian meningkat dan belum diketahui pasti jumlahnya. Tercatat pula bahwa beberapa bangunan berpenghuni runtuh akibat serangan bombardir rezim dan sekutunya tersebut.

Rezim dengan pesawat tempurnya dalam hal ini mengakui serangannya pada pembantaian hari Sabtu lalu yang telah menewaskan 24 warga sipil dan melukai puluhan lainnya. Serangan udara tersebut menargetkan lingkungan perumahan yang setidaknya telah mereka kepung selama lebih dari dua tahun.

Begitupula Rusia dengan serangan udaranya juga mengakui pembantaian yang dilakukannya tehadap warga sipil di Douma selama bulan Oktober lalu. Hal itu merupakan peristiwa paling berdarah yang diluncurkan oleh Rusia pada akhir bulan di saat keterkaitannya dalam negosiasi di Wina untuk menemukan solusi politik atas apa yang terjadi di Suriah, dengan tewasnya lebih dari sembilan puluh warga sipil.

Penulis  : Hafis Syarif
Sumber : Al-Araby al-Jadid

No comments

Powered by Blogger.