Header Ads

Turki Akan Buka Basis Pesawat Lagi Untuk Lawan ISIL

PRESIDEN Recep Tayyip Erdogan pada selasa (10/11) mengatakan, negaranya siap membuka pangkalan udara lainnya untuk koalisi anti-ISIL sebagai bagian dari eskalasi dalam kampanye melawan ISIL.

Ketika Presiden di kota Pesisir Selatan Provinsi Belek, Antalyan Ia juga menyatakan, menjelang minggu depan KTT G20 yang di sana (suriah) diharapkan untuk fokus pada konflik Suriah.

"Kita perlu menjelaskan bahwa ada beberapa langkah individu dan kolektif yang Turki ambil dalam menghadapi organisasi teroris, khususnya ISIL," katanya.

Mengacu pada pangkalan udara Incirlik di provinsi Adana yang sedang digunakan oleh pesawat-pesawat tempur AS untuk menyerang sasaran ISIL, Erdogan menambahkan: "Jika diperlukan, mereka juga dapat menggunakan pangkalan udara lainnya terhadap ISIL. Kami bertekad untuk melawan
ISIL. "

Turki meningkatkan serangan terhadap kelompok militan pada bulan Juli ketika dilakukan serangan udara pertama di Suriah. Sejak itu, ISIL telah melakukan serangan bom bunuh diri di Turki yang telah mengakibatkan lebih dari 130 kematian, termasuk serangan Oktober di Ankara.

Erdogan mengungkapkan ia telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Barrack Obama  45 menit pada hari Senin(09/11) untuk membahas perang sipil di Suriah.

Dia juga mengkritik Rusia
karena melakukan serangan udara terhadap sasaran non-ISIL. "Sikap pasukan koalisi benar-benar miris," katanya. " menyerang warga sipil atau Turkmens di Suriah dalam kedok melawan ISIL benar-benar tidak bisa ditoleransi."

Erdogan akan menerapkan zona aman bagi pengungsi. Turki telah berusaha untuk menerapkan zona aman di Suriah utara dan mengatakan ada perkembangan positif pada pembentukan zona serta daerah larangan terbang.

"Beberapa negara sahabat telah mulai mendukung isu safe zone," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Para pemimpin dari 20 ekonomi terbesar di dunia, dengan pengecualian dari Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, akan bertemu di Belek pada 15 dan 16 November untuk membahas pertumbuhan ekonomi global dan pekerjaan, Suriah, krisis pengungsi dan masalah lain.



Penulis : Jundii Al Kayyis
Sumber : World Bulletin

No comments

Powered by Blogger.