Header Ads

Rusia dan Perancis Sepakati Kerjasama Militer dan Intelejen Dalam Operasi Suriah


PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Perancis Francois Hollande sepakat untuk meningkatkan kerjasama militer dan intelejen dalam operasi mereka di Suriah. Kesepakatan itu disepakati setelah serangan terhadap Paris dan kecelakaan pesawat Rusia.

Pernyataan ini dikeluarkan pada Selasa, 17 November 2015 dalam pertemuan mereka di Kremlin, Moskow. Pejumpaan itu sebelumnya sudah dibicarakan melalui via telephone antara kedua pemimpin tersebut.

"Kami telah memerintahkan angkatan laut Rusia untuk berkomunikasi dengan kapal induk Perancis di wilayah Suriah dan membuat kedua negara sebagai sekutu," ungkap Putin empat hari setelah serangan di Paris.

Dia menambahkan, Rusia telah mengembangkan rencana bersama di Suriah dengan angkatan laut Perancis. Bahkan kini kami telah meluncurkan serangan yang kuat pada situs "Negara Islam" di Suriah dengan meningkatkan kampanye serangan udara.

Menteri pertahanan Rusia, Sergio Shoigu melaporkan laporan menurut Amerika dan Perancis bahwa Moskow dalam serangan tersebut menggunakan serangan bom jarak jauh dan rudal jelajah. Pesawat Rusia juga telah menembakkan rudalnya di situs kuat Negara Islam di Raqqah dan di Timur Suriah Deir al-Zour serta pemboman yang ditargetkan di wilayah utara Suriah.

Kepala Staf Umum Presiden Rusia mengatakan ketika mengunjungi pusat komando di Kementerian Pertahanan Rusia, Angkatan Udara telah meluncurkan 2300 sorti di Suriah selama empat puluh delapan jam terakhir.

"Pembalasan segera atas Negara Islam (IS)," pungkas Putin sebagai peringatan setelah konfirmasi penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Mesir bulan lalu akibat sebuah bom yang dipasang pada bagian pesawat pada waktu itu.


Penulis: Hafis Syarif
Sumber: BBC Arabic 

No comments

Powered by Blogger.