Header Ads

Muslim AS Tolak Website FBI yang Memojokkan Islam

ORGANISASI Muslim dan kelompok hak-hak sipil telah mengkritik website interaktif baru FBI yang diciptakan untuk mencegah kekerasan di sekolah, mereka mengatakan,
fokus pada Islam sama saja dengan rasial dan agama.

“Jangan Menjadi Boneka” adalah situs video interaktif seperti game yang dirancang untuk digunakan oleh guru dan siswa.

"Jangan Menjadi Boneka" adalah situs game yang dibuat seperti video interaktif yang dirancang untuk digunakan guru dan siswa.

Situs ini terdiri dari serangkaian game dan tips untuk mengajarkan pengguna bagaimana mengidentifikasi seseorang yang rentan terhadap perekrutan untuk serangan kekerasan.

hampir seluruh isi website tersebut berfokus terhadap Islam "hanya menambah kecurigaan daripada mendorong siswa untuk  belajar dan menambah rasa ingin tahu mereka," menurut Corey Saylor, juru bicara Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR).

"Permainan  berfokus hanya pada Muslim," katanya kepada Al Jazeera.

Salah satu skenario di website tersebut memberitahu pengguna bahwa mereka harus curiga ketika seorang individu dengan nama Arab atau Islam menyebutkan akan ke Timur Tengah untuk suatu “misi”, menunjukkan bahwa itu adalah niat untuk terlibat dalam kekerasan.

“Kenapa kita harus menaikkan bendera merah? Bagaimana jika dia melakukan misi kemanusiaan atau misi keagamaan misalnya?” kata Saylor.

"Inilah contoh ketika banyak anak-anak akan berjalan menjauh dari permainan dan mungkin akan berpikir bahwa siswa Muslim adalah ancaman atau 'teroris'.

Website seharusnya akan dirilis pada hari Senin, tetapi batal karena banyak pihak yang keberatan, terutama organisasi agama dan hak-hak sipil.

Menurut klaim FBI, website tersebut dirancang untuk memberikan “kesadaran tentang bahaya predator kekerasan ekstrimis di internet, dengan masukan dari siswa, pendidik dan tokoh masyarakat.

Ini merupakan bagian dari program FBI Melawan Kekerasan Ekstrimisme (CVI), yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal.

Kritik yang muncul mengatakan bahwa itu akan menstigmatisasi Islam dan siswa Arab yang saat ini sudah rentan terhadap intimidasi dan xenofobia.

Sebuah laporan baru yang dipublikasikan oleh CAIR mengatakan bahwa siswa Muslim di sekolah negeri dan sekolah swasta non-Muslim diganggu dua kali lipat.
Dari hasil survei, 52 persen telah dilecehkan secara verbal tentang agama mereka oleh teman sekelas atau guru mereka, sementara 29 persen anak perempuan yang mengenakan kerudung dilecehkan seperti hijab mereka sengaja ditarik dan menjadi bahan olok-olokan teman teman mereka.

Pada bulan September lalu, siswa 14 tahun, Ahmed Mohammed diborgol dan ditangkap di sekolahnya di Irving, Texas, setelah menunjukkan kepada gurunya jam buatannya sendiri, yang diduga bom.

Kelompok-kelompok HAM menuduh sekolah dan polisi diskriminasi Islamophobia, dengan alasan bahwa remaja tidak akan ditangkap jika ia bukan Muslim.

"Bahkan ketika seorang anak melakukan apa yang Anda ingin mereka lakukan (inovatif dan menunjukkan antusiasmenya dalam belajar) dia malah borgol," tutur Saylor.

Sejak serangan al-Qaeda terhadap AS pada 11 September 2001, intelijen AS dan pasukan keamanan terus mensorot  Islam dan Muslim. Mereka sering melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu umat muslim yang mana mengundang kemarahan kelompok HAM.

Penulis : Habib Luthfi
Sumber : http://goo.gl/xfxuoq

No comments

Powered by Blogger.