Doaku Lentera Kegelapan Syaiton
Kian lama daku tenggelam dalam kegelapan
Meredupkan lentera yang kian lama terjaga
Menyembunyikan cahayanya dalam dekapan nafsu yang membara
Kegelapan ini sungguh
sangat menyesakkan
Tapi, sangat menyenangkan bagi kefanaan yang menipu
Semuanya terlihat buruk dalam hati
Tapi, sangat membahagiakan dalam pandangan mata
Ingin ku lari, lari dari kegelapan yang kian membuncah
Aku takut, takut akan kegelapan yang akan kian lama
menyelimutiku
Kegelapan itu, kenapa semakin pekat menggelap
Entah kemana semua baju wudhu ku yang selama ini terajut
Entah kemana pula semua cahaya nasehat sahabat yang menyayat
Entah kemana nian lentera dzikir yang terukir
Ingin rasanya ku bangun jembatan cahaya dengan segenap
makrifah
Agar ku mudah melewati kegelapan dalam derap kedewasaan
Namun, entah kemana ku harus mencari bahan-bahan tuk
membangunnya
Semua jalan tenggelam akan kegelapan yang semakin kelam
Doa ? kenapa ia selalu terlupakan
Di butanya shubuh, ia selalu menggelantung dalam angan kita
Tapi, kenapa ia malah terhamburkan akan angan kesibukan
duniawi yang menyita
Di tengah teriknya
sang surya, ia selalu membasahi keluhan kita
Tapi, kenapa ia malah kita sapu dengan kesombongan yang tak
terpendam
Di saat para bintang gemintang bermerlapan, ia terlihat
jelas dalam kesunyian
Tapi, kenapa kita malah menenggelamkan wajah kita ke bantal
yang tersusun
Sungguh, semuanya berjalan tanpa sebuah sekenario yang
teratur
Tetapi, ia berjalan dengan kebiasaan yang teratur
Niscaya semua kegelapan kemaksiatan, kegundahan, kerisauan
Akan terhiasi cahaya doa yang terangkai dalam makrifah yang
kaffah
By : Eno Aldi
Post a Comment