Header Ads

Dosen UHAMKA Bolehkan Mengutip Dari Kitab Syi'ah Dalam Memahami Al-Qur'an


Seorang dosen pascasarjana UHAMKA mengatakan, boleh mengutip dari sumber syi’ah selama ada sangkut pautnya terhadap memahami al qur’an dalam konteks tafsir.

“Jadi, tidak ada halangan menurut saya kalau itu ada hal-hal yang menyangkutnya membantu kita memahami Al-Qur’an mengapa tidak ?, dalam konteks tafsir lho ya,” kata Dr. Izza Nahrowi, saat diwawancarai di Menteng, Jakarta Pusat pada rabu (02/12).

Ia juga menjelaskan bahwa boleh mengutip dari kitab syi’ah jika berkenaan dengan cerita hikmah, analisis kebahasaan dan metedologi dalam memahami al-Qur’an.

“Kita mengutip misalnya, mengenai cerita hikmah mengenai orang yang patut diteladani mengapa tidak ? kalau mengutip mengenai analisis kebahasaan mengapa tidak ? kalau memahami al- qur’an seperti apa, mengapa tidak ? boleh saja, mengapa tidak ?,” tambahnya.

Menurutnya, kitab Al Azhar karya Buya Hamka beberapa kali mengutip dari sumber syi’ah mengenai cerita hikmah.

“Saya membuat pernyataan, bahwa Buya Hamka dalam tafsir al-azhar, beberapa kali mengutip sumber syi’ah. Baik, dari tafsir al-mizan, karya Thabathaba’i, atau dari kitab syi’ah yang lain,” jelasnya.

Dr. Izza Nahrowi mengatakan, Buya Hamka ‘welcome’ terhadap hasanah intelektual syi’ah, karena beliau ‘welcome’ terhadap mu’tazilah.

“Jadi, Buya Hamka itu bisa ‘welcome’ terhadap hasanah intelektual syi'ah, karena beliau ‘welcome’ terhadap Hasan Al Asy’ari yang mu'taziah. Dan di akhir tafsir al azhar kan buat pernyataan, kalau Hasan asy’ari saja yang mu'tazilah saja bisa dikutip, mengapa tafsir-tafsir syi'ah itu tidak bisa dikutip ?,” ujarnya.

Meski Buya Hamka dalam tafsir al-azhar sering mengutip dari sumber syi’ah, bukan berarti beliau apresiatif terhadap doktrin syi’ah.

“Bukan berarti Buya Hamka apresiatif terhadap doktrin syi'ah, itu berbeda. sebab, ada salah satu komentar juga, yang agak kritis terhadap syi'ah di tafsir Al Azhar,” pungkasnya.


Penulis: Taufiq

No comments

Powered by Blogger.