Jumlah Perorok Perempuan Meningkat 200 Persen, Lifestyle Dianggap Jadi Alasan
SOHAFY, Jakarta – Jumlah perokok usia produktif perempun
setiap tahunnya terus meningkat secara drastis. Dalam dua tahun peningkatannya
mencapai angka 200 persen.
Peningkatan tajam jumlah perokok perempuan itu diungkapkan
Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah, Dyah
Puspitarini dalam diskusi bertajuk Selamatkan Generasi Bangsa, Pelarangan Iklan
Rokok dalam RUU Penyiaran. Dia mencatat pada tahun 2014 terdapat sekitar 1,6
juta perokok wanita, dan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat mencapai 6,2 juta.
Artinya, peningkatan tersebut mencapai angka 200 persen.
“Hal inilah kemudian yang menjadi perhatian kami Nasyiatul
Aisyiyah”, kata Dyah di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat,
Selasa (01/08). Seperti dilansir
dari Kiblat.net.
Menurutnya, para perokok wanita tersebut tidak hanya sebagai
perokok pasif. Tetapi, mereka memilih untuk menjadi perokok aktif, seakan rokok
itu menjadi hal wajib di kesehariannya. Bahkan sebagian dari mereka ada yang
beralasan karena ingin mengikuti tren masa kini atau life style.
“Setelah kami kaji, ternyata salah satunya adalah mereka
ingin mengikuti gaya hidup atau lifestyle”, Imbuhnya.
Dia juga berpendapat bahwa, meningkatnya jumlah perokok
wanita itu, salah satunya disebabkan oleh beberapa persoalan yang kerap
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga merokok menjadi pilihan untuk
sekedar meringankan beban pikiran.
“Masalah hidup masyarakat bukan sebatas masalah konsumsi,
tetapi hari ini setiap warga negara selain terbebani hutang, juga dibebani
dengan himpitan, dan tekanan sosial. Maka terkadang rokok atau merokok itu
adalah sebuah pilihan,” tutur wanita berkaca mata itu.
Selain itu, sebagian besar buruh pabrik rokok yang ada di
Indonesia itu adalah perempuan. Karena menurut penelitian dari UGM, kaum wanita
lebih detail dalam memperhatikan lintingan dalam rokok dari pada pria.
“Ternyata memang perusahaan-perusahaan rokok, sekali pun
sudah rokok terkenal, ternyata ia membutuhkan kaum perempuan untuk ngecek
lintingan rokoknya, karena yang paling bisa ngecek dan paling bisa melihat
detailnya itu adalah kaum perempuan, bukan laki-laki,” ungkapnya.
Melihat kondisi itu Nasyiatul Aisyiyah memiliki progam
kampanye anti rokok, yang bukan hanya untuk kaum perempuan saja tapi juga untuk
anak. “Jadi ketika perempuan di Indonesia ini bisa sehat, bisa bebas dari
rokok, dijamin bahwa generasi muda Indonesia 3, 4, 10 tahun yang akan datang
akan jauh lebih baik,” pungkasnya.
Sumber:
Kiblat.net
Post a Comment